Halaman

Wednesday, May 23, 2012

Pentingnya Berekspresi Agar Tak Frustasi


          Anak-anak muda di perkotaan terutama pada usia produktif 25-35 memiliki semangat tinggi dan selalu ingin melakukan sesuatu. Kemauan kuat untuk meraih cita-cita menjadi pendorongnya, semangat positif menjadi kekuatannya. Agar tetap positif, kalangan muda di perkotaan membutuhkan ruang ekspresi.

          Di balik semangat tinggi, kalangan urban berisiko mengalami hal-hal negatif karena berbagai tantangan dalam hidupnya. Mulai dunia kompetisi yang semakin tajam terutama dalam pekerjaan, serta berbagai kondisi negatif di perkotaan seperti kemacetan dan berbagai masalah kota yang memicu sikap negatif.

          Menurut sosiolog dari Universitas Indonesia, Daisy Indira Yasmine, lingkungan negatif tersebut dapat menimbulkan sejumlah risiko pada kalangan muda urban.

          Daisy memaparkan, jika kompetisi tinggi tak dibarengi dengan semangat positif, kalangan muda berisiko mengalami frustasi, tidak berkembang, emosional, tidak punya harapan, apatis, dan pada remaja masalah emosional bisa memicu pada perilaku negatif seperti tawuran.

         "Kehidupan perkotaan dengan kompetisi tinggi menjadi tantangan bagi kaum muda bagaimana untuk menciptakan individu yang tidak mudah menyerah. Hidup di tengah kompetisi yang berat tak bisa dilakukan sendirian. Bagaimana agar tidak merasa sendiri, tidak putus asa, masih memiliki harapan, ini yang menjadi tantangan," jelas Daisy kepada Kompas Female di sela peluncuran kampanye Lipton-PositiviTEA di Jakarta beberapa waktu lalu.

Agar tetap positif
          Daisy menyarankan, kalangan muda di perkotaan dapat menjawab tantangan untuk selalu menjadi pribadi positif dengan banyak cara. Salah satunya aktif dalam komunitas sehingga memiliki ruang ekspresi yang positif.

          Menurut Daisy, kalangan muda perkotaan memiliki semangat tinggi dalam membentuk komunitas positif. Sayangnya, kalangan muda  urban juga komunitas yang semakin banyak bermunculan masih menghadapi keterbatasan ruang ekspresi.

          "Anak muda haus ruang ekspresi, dan momen untuk berekspresi semestinya memang harus diciptakan," tuturnya.

          Komunitas, kata Daisy, memberikan harapan karena setiap individu yang bergelut dengan kompetisi tinggi setiap hari dapat menyalurkan hobi dan berbagai minatnya. Ia menambahkan, pertumbuhan komunitas anak muda semakin pesat sejak era reformasi hingga pascakrisis. Kalangan muda usia 25-35 di perkotaan, menghadapi hidup yang berat karena krisis dan kompetisi tinggi dengan bergabung atau menciptakan komunitas.

          "Supaya komunitas bisa terus bertambah dan berkembang ke arah positif sebaiknya ruang ekspresi diperluas," saran Daisy yang mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah, swasta, sekolah juga keluarga untuk memberikan ruang ekspresi kepada anak muda perkotaan yang menghadapi tantangan berat dalam setiap sisi hidupnya.

Sumber : Kompas.com

No comments:

Post a Comment