Halaman

Friday, May 18, 2012

Cinta Tumbuh Dari Otak, Bukan Dari Hati

       
          Peneliti dari Syracuse University, Profesor Stephanie Ortigue, menemukan, ada 12 area di otak yang bekerja saat seseorang jatuh cinta. Kedua belas area itu menghasilkan bahan kimia, seperti dopamine, oxytocin, adrenalin, dan vasopression, yang berujung pada euforia. Rasa cinta juga memengaruhi fungsi psikologis, metafora, dan penilaian fisik.
Jadi, cinta itu berasal dari hati atau otak? "Pertanyaan yang selalu sulit dijawab. Saya berpendapat, asalnya dari otak," kata Ortigue.
"Contohnya, suatu proses di otak kita bisa menstimulasi hati. Beberapa perasaan dalam hati kita sebetulnya merupakan gejala atas proses yang terjadi di otak."

          Penelitian lain menunjukkan, peningkatan jumlah darah dalam faktor penumbuh untuk saraf yang memegang peranan penting dalam cara orang bersosialisasi.
Hal ini menghadirkan fenomena yang disebut dengan "cinta pada pandangan pertama". Hal ini dikonfirmasi dengan temuan Ortigue yang menunjukkan bahwa cinta bisa hadir dalam waktu seperlima detik.

          Ortigue menjelaskan, dengan memahami cara orang jatuh cinta dan putus cinta, para peneliti bisa mengembangkan terapi baru. "Kita bisa mengerti penyakit putus cinta," kata Ortigue.
Studi Ortigue juga mendapati ada bagian otak yang berbeda untuk tipe cinta yang berbeda. Cinta tanpa syarat, contohnya cinta seorang ibu terhadap anaknya, dipicu oleh aktivitas otak di bagian umum dan di tempat yang berbeda-beda, termasuk otak tengah.
Cinta yang bergairah antarakekasih melibatkan area kognitif, bagian yang mengharapkan imbalan, dan penilaian fisik. 

Sumber : Banyak Ilmu

Pengalihan Bahasa

          Komunikasi dalam bahasa yang sama saja dapat menimbulkan salah pengertian, apalagi bila kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita. Untuk melakukan komunikasi yang efektif, kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi kita. Dalam konteks inilah kita setidaknya perlu menguasai bahasa Inggris (sebagai bahasa internasional) untuk menjadi seorang komunikator yang efektif.

           Pada tahun 1996 terjadi tabrakan di udara yang masuk dalam wilayah India antara pesawat udara dari Arab Saudi dan pesawat udara dari wilayah bekas Uni Soviet. Seluruh penumpang kedua pesawat yang jumlahnya ratusan orang tewas. Menurut dugaan, bencana itu disebabkan awak pesawat udara dari wilayah bekas Uni Soviet tidak memahami pesan dalam bahasa Inggris yang disampaikan petugas di menara pengawas di bandara India.

           Seperti dikatakan Tubbs dan Moss, penguasaan bahasa asing yang minim, pada tingkat pribadi, dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan yang segera. Seseorang mahasiswi yang sedang belajar di lembaga pendidikan tinggi perhotelan di Bandung pernah mengatakan "No, I haven't" dengan tersipu-sipu dan wajahnya merah padam ketika ditanya gurunya, "Have your ever been hostess in a restaurant?" di sebuah tempat kursus bahasa Inggris. Padahal kata hostess yang dimaksud di sana adalah "penyambut tamu" atau "pelacur" yang sering dipersepsikan orang Indonesia. 

          Seseorang perempuan asal Bogor yang datang ke Melbourne pernah minta tolong kepada orang-orang lewat bandara Tullamarine untuk menunjukkan alamat yang akan ditujunya ketika ia datang ke negeri kanguru untuk pertama kalinya. Orang-orang yang ditanya tidak mempedulikannya, menatapnya aneh, atau segera menyingkir karena kalimat yang diucapkannya adalah "Can I help you?" (dapatkah saya membantu anda?"), bukannya "Can you help me?" (dapatkah anda membantu saya?" Kekeliruan serupa, namun dengan akibat lebih parah, dilukiskan ilustrasi berikut.

           Seorang anak SMU bernama Anto mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika. Bahasa Inggrisnya memang belum fasih benar. Salah seorang temannya menganjurkan agar Anto sering-sering mengucapkan "Hi,baby let's make a friend" (secara gramatik seharusnya, "Hi baby, let's make friend") ketika ia bertemu dengan orang-orang baru untuk memperoleh banyak teman di sana. Setibanya di negeri Paman Sam, begitu melihat seorang bule cantik, tanpa berbasa-basi Anto berkata, "Hi, friend, let's make a baby". Kontan saja wanita bule itu menampar Anto dan pergi meninggalkannya.

Sumber : Ilmu Komunikasi

Musik Sebagai Terapi Penyembuhan Fisik Dan Emosional

          Terapi musik didefinisikan sebagai aplikasi sistematis dari musik dalam pengobatan aspek fisiologis dan psikososial dari penyakit mental.
Daya tarik musik adalah universal sehingga dapat berhasil digunakan sebagai media komunikasi di seluruh interaksi sosial. Musik dapat berfungsi sebagai outlet emosional untuk orang-orang yang mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri dengan kata-kata. Ini membantu membangun hubungan dan membantu dalam belajar untuk berkomunikasi.

          Dalam penelitian oleh Psikolog ditemukan bahwa musik dapat mengurangi tekanan darah tinggi, jantung berdetak cepat, depresi dan insomnia. Terapi music digunakan dalam pengobatan kanker untuk membantu mengurangi rasa sakit, gelisah dan mual yang disebabkan oleh kemoterapi. NamunTerapi Musik tidak menyembuhkan penyakit, hanya bisa membantu dalam masa penyembuhan dengan memperkaya kehidupan emosional pasien.

          Musik telah digunakan sebagai media penyembuhan sejak zaman yang sangat kuno. Referensi untuk penggunaan musik terapi dapat ditemukan dalam Alkitab Alkitab - terutama Nabi Daud bermain musik untuk menenangkan hati Raja Saul - dan dalam tulisan-tulisan berbagai sejarah dari India, Cina, Mesir, Yunani dan Roma. Penduduk Asli Amerika percaya pada kemanjuran musik dalam penyembuhan baik tubuh dan jiwa, dan membuatnya menjadi salah satu bagian integral dari ritual penyembuhan mereka.

          Dalam prosesi upacara penyembuahn suku Indian kuno menggunakan tarian dan musik Musik. Terapi musik di zaman modern diakui sebagai sebuah aspek penting dari pengobatan medis selama Perang Dunia Kedua ketika dokter dan perawat di rumah sakit Veteran Administration AS melihat efek yang menguntungkan dari musik pada keadaan fisik dan mental prajurit yang dirawat di rumah sakit. Michigan State University di Amerika Serikat adalah lembaga pertama yang memperkenalkan dan membangun program Terapi Musik di dunia. Pada tahun 1950, Asosiasi Nasional untuk Musik Terapi (NAMT) dibentuk oleh Therapist Musik profesional di Amerika Serikat dan organisasi profesi lain seperti, Asosiasi Amerika untuk Musik Terapi, pada era 70-an terapi music semakin dikenal luas.

          Pada akhirnya kedua organisasi bergabung yaitu NAMT dan Asiosiasi Musik terapi pada tahun 1998 untuk membentuk American Music Therapy Association (Anita). Tujuan dari American Music Therapy Association adalah untuk memastikan perkembangan progresif dan penggunaan terapi musik dalam rehabilitasi, pendidikan khusus dan kesehatan dan lingkungan masyarakat. Untuk tujuan ini American Music Therapy Association berusaha untuk memastikan kemajuan pendidikan masyarakat dan pengetahuan, pelatihan profesional dan standar etika terapis yang berkualitas, dan melakukan penelitian dan menerbitkan temuan-temuan dan studi klinis untuk berbagi dengan para profesional lain dalam publikasi seperti 'The Journal Terapi Musik ',''Terapi Musik', dan 'Perspektif Terapi Musik.

          The American Music Therapy Association bertanggung jawab untuk menentukan kriteria untuk pendidikan dan pelatihan profesional Musik Therapist. Ada persyaratan kurikulum khusus untuk program Terapi Musik. Ini termasuk didalamnya kursus Musik, Psikologi, biologi, sosial, dan ilmu perilaku, nonaktifkan kondisi, analisis penelitian, fisiologi, akustik, dan studi umum. Seseorang yang tertarik pada karier sebagai Therapist Musik juga perlu memiliki minat dasar di bidang musik dan psikologi. Ini lebih merupakan panggilan dari karier dan perlu ada kualitas seperti empati dan kesabaran dalam menghadapi berbagai macam orang dengan berbagai macam kebutuhan dan persyaratan.

          Saat ini ada sekitar sudah banyak yang mengambil progesi sebagai music therapist. Program sarjana berkaitan dengan aplikasi praktis dari Musik Terapi di lapangan-bekerja di pusat-pusat masyarakat atau kebutuhan khusus kamp. Idenya adalah bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan memahami kebutuhan dan persyaratan klien mereka dan untuk membuat dan melaksanakan rencana yang cocok untuk pengobatan mereka. Program pascasarjana mensyaratkan gelar sarjana di Musik baik atau disiplin lain dan meliputi program studi yang lebih mendalam

Tuesday, May 15, 2012

Monyet Dipucuk Pohon Kelapa

Seekor monyet sedang nangkring di pucuk pohon kelapa.
Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. 
Angin Topan, Tornado sama Bahorok. 
Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa. 
Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik. 
Angin Tornado nggak mau kalah, 30 detik. 
Angin Bahorok senyum ngeledek, 15 detik juga jatuh tuh monyet.
Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju.
Angin TOPAN duluan, dia tiup sekenceng-kencengny a, Wuuusss...Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa.
Dia pegang sekuat-kuatmya.
Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet.
Angin Topan pun nyerah. Giliran Angin TORNADO.
Wuuusss.... Wuuusss...
Dia tiup sekenceng-kencengnya
Ngga jatuh juga tuh monyet.
Angin Tornado nyerah. Terakhir, Angin BAHOROK.
Lebih kenceng lagi dia tiup.
Wuuuss Wuuuss Wuuuss
Si monyet malah makin kenceng pegangannya.
Nggak jatuh-jatuh.
Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan.
Tangguh.

Daya tahannya luar biasa.
Ngga lama, datang angin Sepoi-Sepoi.
Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet.
Diketawain sama tiga angin itu.
Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil. Nggak banyak omong, Angin SEPOI-SEPOI langsung niup ubun-ubun si monyet.
Pssss
Enak banget.
Adem
Seger
Riyep-riyep matanya si monyet.
Nggak lama ketiduran dia.
Lepas pegangannya.
Jatuh deh tuh si monyet. Sahabat, dari Kisah diatas hikmah yang bisa kita ambil adalah:
Boleh jadi ketika kita Diuji dengan KESUSAHAN
Dicoba dengan Penderitaan
Didera Malapetaka.. . Kita kuat bahkan lebih kuat dari sebelumnya.. .
Tapi jika kita diuji dengan
KENIKMATAN.. .
KESENANGAN.. .
KELIMPAHAN.. .
jangan sampai kita terlena...
Kita mesti tetap hati-hati...

Ibu

Bunda telah beranjak sepuh, dan kau telah tumbuh dewasa
Kala yang biasanya mudah dan tanpa upaya, kini jadi beban
Kala mata terkasihnya nan setia
Tak menerawang kehidupan seperti dahulu,
Kala kakinya mulai lelah dan enggan menyokong tubuhnya lagi
Kala itu berikanlah lenganmu untuk menyokongnya
Temanilah ia dengan kegembiraan dan sukacita
Waktu akan tiba ketika kau terisak menemaninya
Dalam perjalanan terakhirnya
Dan jika ia bertanya padamu, selalulah menjawabnya
Dan jika ia bertanya lagi, jawablah pula
Dan jika ia bertanya lain kali, bicaralah padanya tidak dengan gelegar,
Namun dengan damai dan lembut
Dan jika ia tidak mengertimu dengan baik
Jelaskan semuanya dengan sukacita
Waktu akan tiba, waktu nan getir
Tatakala mulutnya tak akan bertanya lagi.















                  "Puisi ini ditulis pada tahun 1923 
oleh seseorang yang sangat menyayangi Ibunya yaitu Adolf Hitler"

Monday, May 14, 2012

Tikus Pun Berfilsafat

          Di dalam sebuah hutan, hiduplah seekor tikus ahli filsafat. Ia mengetahui satu hal yang tidak pernah diketahui hewan-hewan lain. Ia yakin bahwa gelisah bisa membunuh seseorang. Sebab, gelisah bisa membunuh kebahagiaan, memadamkan kilauan cahaya dan menghilangkan kenyamanan. Selain itu, kegelisahan juga bisa menghancurkan akal, hati dan fisik.

          Pada suatu hari, ia ingin mengajari teman-teman dan anak-anaknya dengan pelajaran tersebut.
Tetapi sang tikus tidak ingin pelajarannya sekadar didengar dan dihafal saja. Ia ingin pelajaran itu dipraktekkan dan tertanam dalam sanubari.

          Ketika sedang berceramah dihadapan hewan-hewan tersebut, tiba-tiba muncullah seekor singa. Tikus sang filosof kemudian berkata, "Tuan singa, aku hendak mengatakan sesuatu. Aku berharap engkau mau
memberikan jaminan keamanan kepadaku. "Sang singa menjawab, "Aku menjamin keamananmu, wahai tikus yang pemberani."

          Tikus kemudian berkata, "Dihadapan semua hewan-hewan ini, aku hendak menyatakan bahwa aku mampu membunuhmu jika engkau memberiku waktu selama sebulan penuh. Seluruh penghuni hutan ini akan melihat hal itu. "Mendengar hal itu, sang singa langsung tertawa. Dengan nada mengejek, dia berkata, "Engkau mau membunuhku?" "Benar", jawab filosof tikus mantap dan percaya diri.

          "Aku setuju. Tetapi jika engkau tidak bisa melakukannya, engkau akan kupancung didepan semua hewan. Waktunya sebulan mulai dari sekarang." "Baik, aku setuju."

          Sepuluh hari telah berlalu dan singa sama sekali tidak pernah memikirkan ancaman tikus tersebut. Akan tetapi, beberapa hari kemudian, terbersit dalam hatinya, "Apa yang sebenarnya hendak dilakukan oleh tikus itu? Kenapa ia kelihatan begitu meyakinkan? Bagaimana kalau ancaman itu benar-benar terjadi?"

          Beberapa saat kemudian ia tertawa jungkir balik sambil berkata, "Bagaimana mungkin si tikus mampu membunuhku sedangkan aku punya anak-anak yang akan membelaku? Walaupun ia mengerahkan seluruh
tikus yang ada sekalipun, tidak mungkin bisa membunuhku."

         Beberapa hari kemudian, bisikan tersebut kembali hadir dalam benaknya. Untuk kali ini, ia merasakan bahwa bisikan tersebut terasa lebih kuat dari sebelumnya. Waktu terus berjalan dan batas waktu yang ditentukan hampir berakhir. Sementara itu, sang tikus tidak datang untuk mencabut pernyataannya ataupun menyerah. Justru, filosof tikus malah terus mengumumkan ancamannya ke seluruh penghuni hutan.

          Melihat kenyataan tersebut, sang singa terus berpikir, "Apakah filosof tikus mempunyai senjata yang ampuh atau telah mengumpulkan kekuatan yang luar biasa, atau membuat jebakan yang mematikan?"

Hari demi hari berganti dan pikiran-pikiran tersebut selalu muncul hingga membuat singa tidak doyan makan dan minum. Dia selalu memikirkan nasib dan akhir yang begitu mengerikan, seperti ancaman tikus tersebut.

          Sebelum hari yang ditentukan tiba, tepatnya pada pagi hari yang keduapuluh lima , hewan-hewan menemukan singa tersebut telah mati didalam kandangnya. Dia telah terbunuh oleh perasaan was-was dan ketakutan. Daging dan lemaknya telah terbakar oleh kesedihan yang ia rasakan, padahal sang tikus tidak pernah melakukan tipu muslihat atau merancang persengkongkolan apapun. Ia hanya mengetahui sebuah rahasia, bahwa menunggu musibah, memperkirakan bencana dan was-was terhadap sebuah tragedi adalah senjata ampuh yang bisa membunuh jagoan pemberani ataupun sang perkasa yang tidak punya rasa takut.

          Jangan pernah menyia-nyiakan waktu. kebanyakan orang tidak pernah menghiraukan hari-hari yang dijalaninya, karena sibuk untuk masa depan. Cita-cita telah membuatnya lupa manisnya kehidupan yang sedang dia jalani. Yang ada hanyalah ketakutan akan masa depan. Mereka selalu resah dengan hari-hari yang akan datang.

          Mereka selalu berpikir bagaimana seandainya kehilangan pekerjaan?
Bagaimana dia akan memberi makan anak-anak? Apa yang akan dia katakan kepada teman-teman? Serta bagaimana nasibnya kemudian?

         Kalau kegelisahan mengenai hal-hal tersebut mampu diatasi, dia akan memikirkan hal-hal lain. Bagaimana seandainya dia menderita sakit, buta atau kaki buntung? Bagaimana bentuk tubuhnya nanti? Bagaimana
dia akan menanggung semua itu?

          Yang ada didalam kepala hanyalah musibah dan musibah. Barangkali, mobil yang dinaiki akan mengalami kecelakaan, barangkali pesawat yang ditumpangi akan jatuh, barangkali kapal yang ia naiki akan tenggelam
dan barangkali saja bangunan tempat dia tinggal akan runtuh.

          Dia pun takut kalau sampai hal-hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi. Orang seperti ini akan menjadi mangsa empuk serigala buas bernama kegelisahan dan makanan lezat hantu bernama kesedihan.

Sebab Kenapa Heroshima dan Nagasaki di Bom


Terdapat bukti bahwa suatu kekeliruan dalam menerjemahkan suatu pesan yang dikirim pemerintah Jepang menjelang akhir Perang Dunia II boleh jadi telah memicu pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Kata mokusatsu yang digunakan dalam Jepang dalam merespons ultimatum AS untuk menyerah diterjemahkan oleh Domei (kantor berita Jepang) sebagai “mengabaikan”, alih-alih maknanya yang benar, “Jangan memberi komentar sampai keputusan diambil”. Suatu versi lain mengatakan, Jendral Mac Arthur memerintahkan stafnya untuk mencari makna kata itu. Semua kamus bahasa Jepang-bahasa Inggris diperiksa yang memberi padanan kata no comment. Mac Arthur kemudian melapor kepada Presidden Truman yang memutuskan untuk menjatuhkan bom atom. Padahal, makna kata mokusatsu itu adalah “kami akan mentaati ultimatum Tuan tanpa komentar".
  
Sumber : Ilmu Komunikasi 

Sunday, May 13, 2012

Kenapa Orang Suka Mencoret-coret Tembok ?

          Setiap orang tentu ingin menyampaikan pikiran, pendapat maupun perasaannya. Tetapi kita tidak bisa melakukannya disemua tempat atau kepada siapa saja bukan? Jadi, banyak orang berpikir tempat yang bebas dan rahasia seperti toilet lah yang cocok untuk menyampaikan unek-unek mereka.
          Kalau kita menulis di dinding toilet seburuk apapun yang kita tulis, sejujur-jujurnya, tidak ada orang yang tahu siapa penulisnya. Jadi orang suka mencoret-coret dinding toilet karena menurut mereka toilet lebih bebas dan bersifat rahasia dibandingkan tempat lain. Jadi mereka bisa menyalurkan keinginannya untuk menyampaikan pemikiran yang tidak bisa dikeluarkan ditempat lain.
          Bila satu, dua orang menuliskan pendapatnya di toilet, orang-orang yang datang selanjutnya pun akan berpikir, “ah jadi ini tempat yang bagus untuk menuliskan pendapat kita”, dan akhirnya banyak orang yang terus menulis di dinding toilet. Disisi lain dengan melihat coretan itu kita bisa mengetahui sedikit sifat penulis, kita bahkan bisa menebak sifat anak-anak dari coretannya, khususnya karena anak-anak lebih sering membuat coretan dalam bentuk gambaran, sedangkan orang dewasa lebih banyak membuat coretan dalam bentuk kalimat. Misalnya, anak yang tidak sabar dan pembangkang biasanya coretannya besar, sedangkan anak pendiam dan tenang akan membuat coretan yang lebih tersembunyi dan terkesan berhati-hati. Karena itulah banyak psikolog anak dan dokter menganalisis gambar anak dan menggunakannya untuk terapi, atau ilmu grafologi untuk membaca kepribadian seseorang dilihat dari tulisan tangannya.
Apakah Zaman Dulu Orang Juga Suka Membuat Coretan?  
          Keinginan untuk membuat graffiti atau coretan, zaman sekarang maupun zaman dahulu sama saja. Kalau kita pergi ke gunung terkenal dan sampai kepuncaknya, kita akan menemukan tulisan-tulisan dibatu besar. Atau jika kita pergi ke goa-goa tertentu yang terkadang kita melihat tulisan-tulisan atau gambaran-bambaran di langit-langit goa atau di dinding goa. Itu menunjukkan bentuk keinginan yang sama dengan keinginan mencoret-coret dinding.
                Selain poster yang mengkritik politik atau pemerintahan para penguasa pada zaman dulu pun merupakan salah satu bentuk grafiti. Kejadian semacam itu pernah terjadi pada zaman Edo di Jepang, rakyat Jepang yang tidak bisa menyampaikan pendapatnya dengan bebas, menjatuhkan diam-diam kertas sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan yang otoriter. Mereka melakukan itu agar orang lain bisa membaca tulisan mereka. Kegiatan inilah yang mungkin menjadi asal-usul grafiti masa kini sebelum ada media masa, jejaring sosial seperti friendster, facebook, twitter dan lain-lain.

Sumber : Hal Yang Paling Bikin Penasaran.