Setiap orang tentu ingin menyampaikan pikiran, pendapat
maupun perasaannya. Tetapi kita tidak bisa melakukannya disemua tempat atau
kepada siapa saja bukan? Jadi, banyak orang berpikir tempat yang bebas dan
rahasia seperti toilet lah yang cocok untuk menyampaikan unek-unek mereka.
Kalau
kita menulis di dinding toilet seburuk apapun yang kita tulis,
sejujur-jujurnya, tidak ada orang yang tahu siapa penulisnya. Jadi orang suka
mencoret-coret dinding toilet karena menurut mereka toilet lebih bebas dan
bersifat rahasia dibandingkan tempat lain. Jadi mereka bisa menyalurkan
keinginannya untuk menyampaikan pemikiran yang tidak bisa dikeluarkan ditempat
lain.
Bila
satu, dua orang menuliskan pendapatnya di toilet, orang-orang yang datang selanjutnya
pun akan berpikir, “ah jadi ini tempat
yang bagus untuk menuliskan pendapat kita”, dan akhirnya banyak orang yang
terus menulis di dinding toilet. Disisi lain dengan melihat coretan itu kita
bisa mengetahui sedikit sifat penulis, kita bahkan bisa menebak sifat anak-anak
dari coretannya, khususnya karena anak-anak lebih sering membuat coretan dalam bentuk
gambaran, sedangkan orang dewasa lebih banyak membuat coretan dalam bentuk
kalimat. Misalnya, anak yang tidak sabar dan pembangkang biasanya coretannya
besar, sedangkan anak pendiam dan tenang akan membuat coretan yang lebih
tersembunyi dan terkesan berhati-hati. Karena itulah banyak psikolog anak dan dokter
menganalisis gambar anak dan menggunakannya untuk terapi, atau ilmu grafologi
untuk membaca kepribadian seseorang dilihat dari tulisan tangannya.
Apakah Zaman Dulu Orang Juga Suka Membuat Coretan?
Keinginan untuk membuat graffiti atau coretan,
zaman sekarang maupun zaman dahulu sama saja. Kalau kita pergi ke gunung
terkenal dan sampai kepuncaknya, kita akan menemukan tulisan-tulisan dibatu
besar. Atau jika kita pergi ke goa-goa tertentu yang terkadang kita melihat
tulisan-tulisan atau gambaran-bambaran di langit-langit goa atau di dinding
goa. Itu menunjukkan bentuk keinginan yang sama dengan keinginan mencoret-coret
dinding.
Selain
poster yang mengkritik politik atau pemerintahan para penguasa pada zaman dulu
pun merupakan salah satu bentuk grafiti. Kejadian semacam itu pernah terjadi
pada zaman Edo di Jepang, rakyat Jepang yang tidak bisa menyampaikan pendapatnya
dengan bebas, menjatuhkan diam-diam kertas sebagai bentuk perlawanan terhadap
pemerintahan yang otoriter. Mereka melakukan itu agar orang lain bisa
membaca tulisan mereka. Kegiatan inilah yang mungkin menjadi asal-usul grafiti
masa kini sebelum ada media masa, jejaring sosial seperti friendster, facebook,
twitter dan lain-lain.
Sumber : Hal Yang Paling Bikin Penasaran.
No comments:
Post a Comment