Halaman

Monday, June 4, 2012

Salah Paham

          Kesalahan berkomunikasi memang sering terjadi pada seseorang yang berbeda suku dan ras, seperti yang baru saja saya alami ketika berkunjung ke negri sakura (Jepang). Saya memang sering sekali pergi ke Jepang, bisa dikatakan seminggu sekali hanya untu sekedar jalan-jalan atau nongkrong di warkop. Sekalipun sering namun sampai saat ini saya belum paham betul bahasa Jepang yang menurut beberapa orang bahasa tersebut sangat familiar. Pada saat itu saya sedang berada di salah satu warkop di Jepang, tepatnya di kota Tokyo, kota kelahiran bintang film terkenal Sora Aoi.

           Seperti biasa di sore hari yang cerah, saya duduk-duduk di warkop di dekat seorang gadis Jepang, yang umurnya mungkin kisaran 25 tahun, hhmm lumayan cantik (dalam hati mirip Yuki Tsukamoto). Tidak seorang pun bisa berbicara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang karena biasanya saya menggunakan bahasa Inggris, atau mengajak teman saya yang ahli dalam bahasa Jepang, @Teboshi namanya, namun kali ini dia sedang berhalangan sibuk mengurusi istri ketiganya yang diduga selingkuh dengan anggota dewan banggar. Sebenarnya alasan itu dijadikan alasan kosong, toh dia juga sedang bersenang-senang dengan para gadis ABG dan tidak pernah mempedulikan istri ketiganya, semenjak kenal dengan salah satu personil girlband Ebisu Muscats.

          Sebenarnya dia menolak saya ajak ke Jepang lagi karena baru-baru ini Jepang menerapkan peraturan baru yang  mengatur kegemukan warganya. @Teboshi memang memiliki badan yang lumayan tambun semacam buto cakil dalam wayang Purwa, tapi tidak seharusnya orang tambun salah membaca informasi yang ternyata jika warga Jepang diangap memiliki badan gemuk maka akan di denda oleh pemerintah Jepang. "Nah si Tebo kan bukan warga Jepang kenapa harus takut," batin saya mengatakan ketika membaca berita ini sesampainya di Jepang, (dibaca : telat).

          Kenapa bisa begitu, sebab di Jepang pada 4 tahun lalau mengesahkan peraturan UU yang mengatur kegemukan warganya. Sebenarnya UU ini bukan tanpa alasan diterapkan di Jepang, semakin banyak warga yang memiliki badan gemuk maka akan semakin banyak orang yang akan mengalami sakit sehingga akan membebankan pemerintah untuk membayar biaya jaminan kesehatan masyarakat. Pemerintah Jepang memiliki nilai baku untuk menetapkan warganya mengalami kegemukan atau tidak. Mereka yang dinyatakan kegemukan jika memiliki lingkar pinggang sebesar 33,5 inci (sekitar 84 cm) untuk pria, dan 35,4 inci (sekitar 88 cm) untuk wanita.

          Setelah berbicara panjang lebar kali tinggi mengenai @Teboshi yang salah menerjemahkan kabar. Okay mari balik lagi ke cerita saya yang bertemu gadis berwajah Yuki Tsukamoto di warkop Tokyo tadi, gadis peminum sake itu pun menyapa saya dengan senyum, demikian juga saya membalas senyum simpulnya..

            Ketika pelayan menyuguhkan minuman sake, gadis Jepang tersebut mengangkat gelasnya dan berkata “Itadakimasu” kepada saya. Saat itu saya tidak mengerti arti dari ucapan tersebut dan menjawab, “Danz Puntodewo”. Tidak ada kata lain yang saya ucapkan saat itu. Malam harinya, dalam acara seperti biasa (ngopi), saya dan jelmaan Goddess Jav itu tadi bertemu lagi, dan duduk di bangku yang sama. Sekali lagi perempuan itu menyapa saya dengan ucapan “Itadakimasu”, ketika ia mengangkat gelas yang berisi sake sebelum ia makan shusi (nasi gulung), bukan lemper. Kenapa saya bilang nasi gulung karena memang masakan itu dibuat dari nasi isi sayur, telur, daging, ikan atau ayam atau bekicot, apa aja suka-suka kita, yang digulung dalam lembaran nori atau seaweed. Dan lagi dengan pedenya saya menjawab dengan, ”Danz Puntodewo”.

             Ternyata diam-diam pelayan memperhatikan pertukaran sapaan yang ganjil ini, dan setelah gadis itu pulang, pelayan tersebut mendekati saya dan berbicara menggunakan bahasa Inggris, untuk menjelaskan bahwa gadis Jepang itu bukan memberitahukan namanya, melainkan mengucapkan selamat makan, karena dalam bahasa Jepang “Itadakimasu” berarti selamat makan dan diucapkan sebelum makan, sedangkan  “Gochisousama” diucapkan setelah makan.

Hari berikutnya, saya sengaja makan siang dan berharap ketemu jelmaan dewi Jav itu lagi agar saya dapat memperbaiki kekeliruan saya dan sukur-sukur bisa minta FB & Twitternya. Saya berinisiatif mengangkat gelas kopi saya dan berkata “Itadakimasu” yang dijawab oleh gadis Jepang dengan bangga “Danz Puntodewo.”

No comments:

Post a Comment