Sebenarnya dia menolak saya ajak ke Jepang lagi karena baru-baru ini Jepang menerapkan peraturan baru yang mengatur kegemukan warganya. @Teboshi memang memiliki badan yang lumayan tambun semacam buto cakil dalam wayang Purwa, tapi tidak seharusnya orang tambun salah membaca informasi yang ternyata jika warga Jepang diangap memiliki badan gemuk maka akan di denda oleh pemerintah Jepang. "Nah si Tebo kan bukan warga Jepang kenapa harus takut," batin saya mengatakan ketika membaca berita ini sesampainya di Jepang, (dibaca : telat).
Kenapa bisa begitu, sebab di Jepang pada 4 tahun lalau mengesahkan peraturan UU yang mengatur kegemukan warganya. Sebenarnya UU ini bukan tanpa alasan diterapkan di Jepang, semakin banyak warga yang memiliki badan gemuk maka akan semakin banyak orang yang akan mengalami sakit sehingga akan membebankan pemerintah untuk membayar biaya jaminan kesehatan masyarakat. Pemerintah Jepang memiliki nilai baku untuk menetapkan warganya mengalami kegemukan atau tidak. Mereka yang dinyatakan kegemukan jika memiliki lingkar pinggang sebesar 33,5 inci (sekitar 84 cm) untuk pria, dan 35,4 inci (sekitar 88 cm) untuk wanita.
Setelah berbicara panjang lebar kali tinggi mengenai @Teboshi yang salah menerjemahkan kabar. Okay mari balik lagi ke cerita saya yang bertemu gadis berwajah Yuki Tsukamoto di warkop Tokyo tadi, gadis peminum sake itu pun menyapa saya dengan senyum, demikian juga saya membalas senyum simpulnya..
Ketika
pelayan menyuguhkan minuman sake, gadis Jepang tersebut mengangkat gelasnya dan
berkata “Itadakimasu” kepada saya. Saat itu saya tidak mengerti arti dari
ucapan tersebut dan menjawab, “Danz Puntodewo”. Tidak ada kata lain yang saya ucapkan
saat itu. Malam harinya, dalam acara seperti biasa (ngopi), saya dan jelmaan Goddess Jav itu tadi bertemu lagi, dan duduk di bangku yang sama. Sekali lagi perempuan
itu menyapa saya dengan ucapan “Itadakimasu”, ketika ia mengangkat gelas
yang berisi sake sebelum ia makan shusi (nasi gulung), bukan lemper. Kenapa
saya bilang nasi gulung karena memang masakan itu dibuat dari nasi isi sayur,
telur, daging, ikan atau ayam atau bekicot, apa aja suka-suka kita, yang digulung
dalam lembaran nori atau seaweed. Dan lagi dengan pedenya saya menjawab dengan, ”Danz
Puntodewo”.
Ternyata
diam-diam pelayan memperhatikan pertukaran sapaan yang ganjil ini, dan setelah
gadis itu pulang, pelayan tersebut mendekati saya dan berbicara menggunakan bahasa Inggris, untuk menjelaskan
bahwa gadis Jepang itu bukan memberitahukan namanya, melainkan mengucapkan
selamat makan, karena dalam bahasa Jepang “Itadakimasu” berarti selamat makan
dan diucapkan sebelum makan, sedangkan
“Gochisousama” diucapkan setelah makan.
Hari
berikutnya, saya sengaja makan
siang dan berharap ketemu jelmaan dewi Jav itu lagi agar saya dapat memperbaiki
kekeliruan saya dan sukur-sukur bisa minta FB & Twitternya. Saya berinisiatif mengangkat gelas kopi saya dan
berkata “Itadakimasu” yang
dijawab oleh gadis Jepang dengan bangga “Danz Puntodewo.”
No comments:
Post a Comment