Halaman

Monday, June 4, 2012

Pengalihan Bahasa


          Komunikasi dalam bahasa yang sama saja dapat menimbulkan salah pengertian, apalagi bila kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita. Untuk melakukan komunikasi yang efektif, kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi kita. Dalam konteks inilah kita setidaknya perlu menguasai bahasas Inggris (sebagai bahasa internasional) untuk menjadi seorang komunikator yang efektif.
                 
          Pada tahun 1996 terjadi tabrakan di udara yang masuk dalam wilayah India antara pesawat udara dari Arab Saudi dan pesawat udara dari wilayah bekas Uni Soviet. Seluruh penumpang kedua pesawat yang jumlahnya ratusan orang tewas. Menurut dugaan, bencana itu disebabkan awak pesawat udara dari wilayah bekas Uni Soviet tidak memahami pesan dalam bahasa Inggris yang disampaikan petugas di menara pengawas di bandara India.

          Seperti dikatakan Tubbs dan Moss, penguasaan bahasa asing yang minim, pada tingkat pribadi,  dapat menimbulkan kesulitan. Seseorang mahasiswi yang sedang belajar di lembaga pendidikan tinggi perhotelan di Bandung pernah mengatakan "No, I haven't" dengan tersipu-sipu dan wajahnya merah padam ketika ditanya gurunya, "Have your ever been hostess in a restaurant?" di sebuah tempat kursus bahasa Inggris. Padahal kata hostess yang dimaksud di sana adalah "penyambut tamu" atau "pelacur" yang sering dipersepsikan orang Indonesia. 

          Seseorang perempuan asal Bogor yang datang ke Melbourne pernah minta tolong kepada orang-orang lewat bandara Tullamarine untuk menunjukkan alamat yanag akan ditujunya ketika ia datang ke negeri kanguru untuk pertama kalinya. Orang-orang yang ditanya tidak mempedulikannya, menatapnya aneh, atau segera menyingkir karena kalimat yang diucapkannya adalah "Can I help you?" (dapatkah saya membantu anda?"), bukannya "Can you help me?" (dapatkah anda membantu saya?" Kekeliruan serupa, namun dengan akibat lebih parah, dilukiskan ilustrasi berikut.

          Seorang anak SMU bernama Anto mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika. Bahasa Inggrisnya memang belum fasih benar. Salah seorang temannya menganjurkan agar Anto sering-sering mengucapkan "Hi,baby let's make a friend" (secara gramatik seharusnya, "Hi baby, let's make friend") ketika ia bertemu dengan orang-orang baru untuk memperoleh bnyak teman di sana. Setibanya di negeri Paman Sam, begitu melihat seorang bule cantik, tanpa berbasa-basi Anto berkata, "Hi, friend, let's make a baby". Kontan saja wanita bule itu menampar Anto dan pergi meninggalkannya.

Sumber : Ilmu Komunikasi

No comments:

Post a Comment