Komunikasi dalam bahasa yang sama saja dapat menimbulkan
salah pengertian, apalagi bila kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita.
Untuk melakukan komunikasi yang efektif, kita harus menguasai bahasa mitra
komunikasi kita. Dalam konteks inilah kita setidaknya perlu menguasai bahasas
Inggris (sebagai bahasa internasional) untuk menjadi seorang komunikator yang
efektif.
Pada
tahun 1996 terjadi tabrakan di udara yang masuk dalam wilayah India antara
pesawat udara dari Arab Saudi dan pesawat udara dari wilayah bekas Uni Soviet.
Seluruh penumpang kedua pesawat yang jumlahnya ratusan orang tewas. Menurut
dugaan, bencana itu disebabkan awak pesawat udara dari wilayah bekas Uni Soviet
tidak memahami pesan dalam bahasa Inggris yang disampaikan petugas di menara
pengawas di bandara India.
Seperti
dikatakan Tubbs dan Moss, penguasaan bahasa asing yang minim, pada tingkat
pribadi, dapat menimbulkan
kesulitan. Seseorang mahasiswi yang sedang belajar di
lembaga pendidikan tinggi perhotelan di Bandung pernah mengatakan "No, I
haven't" dengan tersipu-sipu dan wajahnya merah padam ketika ditanya
gurunya, "Have your ever been hostess in a restaurant?" di sebuah
tempat kursus bahasa Inggris. Padahal kata hostess yang dimaksud di sana adalah
"penyambut tamu" atau "pelacur" yang sering dipersepsikan
orang Indonesia.
Seseorang perempuan asal Bogor yang datang ke Melbourne pernah
minta tolong kepada orang-orang lewat bandara Tullamarine untuk menunjukkan
alamat yanag akan ditujunya ketika ia datang ke negeri kanguru untuk pertama
kalinya. Orang-orang yang ditanya tidak mempedulikannya, menatapnya aneh, atau
segera menyingkir karena kalimat yang diucapkannya adalah "Can I help you?"
(dapatkah saya membantu anda?"), bukannya "Can you help me?"
(dapatkah anda membantu saya?" Kekeliruan serupa, namun dengan akibat
lebih parah, dilukiskan ilustrasi berikut.
Seorang
anak SMU bernama Anto mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika. Bahasa
Inggrisnya memang belum fasih benar. Salah seorang temannya menganjurkan agar
Anto sering-sering mengucapkan "Hi,baby let's make a friend" (secara
gramatik seharusnya, "Hi baby, let's make friend") ketika ia bertemu
dengan orang-orang baru untuk memperoleh bnyak teman di sana. Setibanya di
negeri Paman Sam, begitu melihat seorang bule cantik, tanpa berbasa-basi Anto
berkata, "Hi, friend, let's make a baby". Kontan saja wanita bule itu
menampar Anto dan pergi meninggalkannya.
Sumber : Ilmu Komunikasi
No comments:
Post a Comment